cerpen santri
Aku Rindu Bulan dan Bintang Oleh: Nabila Fitriyani Malam bertabur bintang perwujudan atas penantian kerinduan yang tak terelakkan. Kamis, 24 April 2020 jam 16.40 WIB. Matahari mulai tenggelam, awal dari kerinduan. Pertemuan singkat mengantarkan pada kerinduan yang berat. Di ruang tamu, aku berpamitan dengan Ibu yang sedang bersedih memikirkan kepergianku selama 20 hari lamanya. Padahal Ibu sudah mengetahui hal itu, bahkan Ibu sendiri yang mendaftarkanku untuk ikut mondok pasaran(mondok sekitar 1 bulan di bulan ramadhan). Namun karena hati seorang Ibu yang lembut tak kuasa ditinggal oleh anak perempuan semata wayangnya. Dengan membawa tas-tas yang telah aku siapkan, aku beranjak menuju tempat Ibu, ”Assalamu’alaikum ... Ibu, Buu ... Adiba pamit, Adiba minta restu dan keridhoan Ibu. Adiba janji akan membawa bekal banyak sepulang dari pondok, Adiba akan giat dan rajin," aku menunduk tak kuasa memandang wajah Ibu. “Waalaikumussalam ..., Sayang, iya, Ibu izinin Adiba menuntut ilmu. Jan